Mountaineering

A. Pengertian Mountaineering
Mountaineering menurut istilah umumnya adalah segala kegiatan yang bermedan gunung.Sedangkan menurut istilah PA adalah cara mengatasi lintasan di daerah pegunungan baik menggunakan alat ataupun tidak.
Kegiatan yang termasuk mountaineering adalah:
1. Survival = Segala kegiatan untuk bertahan hidup di alam.
Pengertian Survival menurut versi pengembara:
S = Sadar dalam keadaan gawat darurat.
U = Usahakan untuk tenang dan tabah.
R = Rasa takut dihilangkan.
V = Vitalitas dan daya tahan tubuh ditingkatkan.
I = Ingin tetap hidup dan selamat.
V = Variasi alam dapat dimanfaatkan.
A = Asal mengerti dan tahu caranya.
L = Lancar dan selamat.
Pengertian Survival menurut versi militer:
S = Sadarilah betul-betul situasimu.
U = Untung malang tergantung pada ketenanganmu.
R = Rasa takut dapat dikuasai.
V = Vakum isilah segera.
I = Ingatlah dimana kau berada.
V = Viva (hidup) hargailah dia.
A = Adat istiadat setempat perlu ditiru.
L = Latihlah dirimu dan belajarlah selalu.
Survival terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
a. Survival Food = Cara bertahan hidup dengan makanan.
b. Survival Fire = Cara bertahan hidup dengan menggunakan api.
c. Survival Water = Cara bertahan hidup dengan menggunakan air.
d. Shelter = Tempat Perlindungan.
e. PPPK.
2. Climbing = Kegiatan pemanjatan atau menaiki tebing.
3. Rappeling = Kegiatan penurunan tebing.
4. Navigasi = Kegiatan yang mempelajari Ilmu Medan Peta dan Kompas (IMPK).
5. Penyebrangan = Cara melintasi daerah yang medannya secara garis besar basah dan kering.
6. Hiking = Kegiatan pendakian gunung.
7. Shelter = Tempat untuk bertahan hidup di alam.

B. Pembagian Mountaineering
Mountaineering dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1. Hill Walking = Perjalanan yang dalam pengertiannya bermedan bukan salju.
2. Climbing = Pemanjatan tebing.
3. Scrambling = Pendakian gunung bersalju.

Kegiatan-kegiatan yang harus dikuasai dalam kegiatan mountaineering:
1. Navigasi.
2. Survival.
3. Ilmu pendaki medan gunung.
4. Pengetahuan tanda-tanda alam.
5. Pengetahuan dan tekhnik SAR.
6. Biologi dan Zoologi.
7. Pengetahuan tanda dan jejak.
8. Tekhnik phionering atau tali-menali.
9. Tekhnik isyarat.
10. Keadaan medan.

Pembagian mountaineering menurut jenis medan yang dihadapi:
1. Hill Walking = Perjalanan mendaki bukit-bukit atau pegunungan yang belum membutuhkan peralatan khusus dan tekhnik khusus.
2. Climbing = Pendakian yang membutuhkan alat dan tekhnik khusus. Climbing dibagi menjadi 2 macam yaitu:
a. Rock Climbing = Pendakian pada batu yang membutuhkan alat dan tekhnik khusus.
b. Snow and Ice Climbing = Pendakian pada gunung es atau daerah besalju yang membutuhkan alat dan tekhnik khusus.
3. Scrambling = Pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak terlalu terjal yang terkadang menggunakan tangan untuk keseimbangan. Bagi pemula biasanya dipasang tali untuk pengaman jalur di lintasan.

Klasifikasi pendakian berdasarkan kemiringan:
1. Grade one = Sudut kemiringannya ± 300.
2. Grade two = Sudut kemiringannya ± 450.
3. Grade three = Sudut kemiringannya ± 750.
4. Grade four = Sudut kemiringannya ± 900.
5. Grade five = Sudut kemiringannya > 900.

Pengelompokan bahaya di gunung:
1. Bahaya Subjektif = Segala bentuk bahaya dan atau potensi bahaya yang berasal dari diri sendiri.
2. Bahaya Objektif = Segala bentuk bahaya dan atau potensi bahaya yang berasal dari alam atau lingkungan sekitar.
3. Bahaya Nasib = Segala bentuk baha dan atau potensi bahaya yang pada dasarnya diluar perhitungan atau pertimbangan pelaku pendaki yang biasanya bersifat tidak terduga.

Perencanaan dan perbekalan pendakian yang harus dipersiapkan:
1. Mengenal jenis medan yang akan dihadapi.
2. Menentukan tujuan perjalanan.
3. Mengetahui lamanya perjalanan.
4. Mengetahui keterbatasan kemampuan fisik untuk membawa beban (berat beban yang dibawa tidak melebihi 1/3 berat baadan).
5. Memperhatikan hal-hal khusus.

Perjalanan sesuai dengan medannya dibagi atas beberapa bagian, yaitu:
1. Perjalanan pendakian gunung.
2. Perjalanan menempuh rimba.
3. Perjalanan penyusuran sungai, pantai dan rawa.
4. Perjalanan penelusuran gua.
5. Perjalanan pelayaran.
6. Perjalanan pada es dan salju.

C. Persiapan Pendakian
Langkah-langkah persiapan pendakian:
1. Pengetahuan terhadap diri sendiri.
2. Perlengkapan dan perencanaan.
3. Pengetahuan dan tekhnik pendakian gunung.
4. Menguasai pengetahuan medan.
5. Memperhitungkan bahaya.
6. Memperkirakan waktu pendakian.

Rumus pendakian gunung 5W 1H:
1. Why = Kenapa (Alasan kita melakukan pendakian).
2. Where = Kemana (Menentukan tempat pendakian).
3. When = Kapan (Waktu melakukan pendakian).
4. What = Apa (Yang kita dapatkan dari pendakian tersebut).
5. Who = Siapa (Orang yang melaksanakan kegiatan).
6. How = Bagaimana (Proses pendakian tersebut).

Klasifikasi pendakian:
1. Kelas 1 = Berjalan tegak tidak memerlukan perlengkapan khusus.
2. Kelas 2 = Medannya agak sulit, sehingga membutuhkan perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan sebagai pembantu keseimbangan sangat dibutuhkan.
3. Kelas 3 = Medannya semakin sulit sehingga dibutuhkan tekhnik pendakian tertentu, tetapi tali pengaman belum dibutuhkan.
4. Kelas 4 = Kesulitan bertambah dan membutuhkan tali dan phyton untuk anchor (penghambat). Pada tingkatan ini dan seterusnya sudah merupakan climbing.
5. Kelas 5 = Rute yang dilalui sulit, namun peralatan masih digunakan sebagai safety.
6. Kelas 6 = Tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah, rongga, dan gaya gesek yang dibutuhkan untuk memanjat.

Syarat-syarat untuk menjadi seorang pendaki gunung:
1. Sikap mental.
2. Pengetahuan dan keterampilan.
3. Kondisi fisik yang memadai.
4. Etika.

Macam-macam latihan penyesuaian diri :
1. Melatih ketahanan tubuh
2. Latihan bebas
3. Variasi latihan

Cara menentukan lama pendakian :
1. Menentukan waktu istirahat
2. Menentukan waktu perjalanan
3. Menentukan waktu hambatan
Sistem pendakian:
1. Himalayan System = Sistem yang digunakan untuk perjalanan pendakian gunung yang memakan waktu lama (berminggu-minggu). Pendakian sistem ini dikatakan berhasil jika salah satu anggota team berhasil mencapai puncak meski anggota lainnya hanya sampai tengah (gugur).
2. Alpine System = Sistem yang tujuannya agar semua pendaki sampai puncak bersama. Sistem ini lebih cepat, perjalanan pendakian dilakukan bersama dengan cara terus naik dan membuka flying camp sampai puncak.

D. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah penyesuaian diri terhadap udara, menurut teori Apoelar ”semakin tinggi suatu tempat, maka semakin sulit kemampuan paru-paru untuk menghirup oksigen”. Aklimatisasi pendakian untuk orang yang biasa hidup di ketinggian ± 500 mdpl memerlukan waktu :
2-3 hari untuk ketinggian 2000 – 25000 mdpl.
3-4 hari untuk ketinggian 2500 – 3000 mdpl.
Melakukan penyesuaian di ketinggian 2000 mdpl selama 7 hari untuk ketinggian ≥ 4000 mdpl.

Tinggalkan komentar